Mungkin kita tidak sadar, bahwa satu-satunya manusia di dunia ini
yang amat sangat menjaga persahabatan dan sangat mencintai para
sahabatnya adalah Muhammad saw. Dalam sejarahnya, kita bisa melihat
betapa cintanya Rasulullah kepada para sahabatnya dan begitu pula
sebaliknya. Dalam lembaran sejarah, selalu tercatat dalam tinta emas
satu persatu sahabat Rasulullah, dalam setiap hadis, selalu saja
menyertakan nama para sahabat nabi, hal ini justru menjadi sebuah
kehormatan tersendiri bagi para sahabat Nabi karena mereka dipercaya
oleh Nabi dan para pengikutnya sebagai periwayat hadis dan penentu
tingkat ke-shohih-an sebuah hadis.
Pada akhirnya wajar saja, bahwa para sahabat Nabi menjadi deretan
nama-nama yang sangat dikenal dalam sejarah Islam selain nama
Muhammad saw. Dari sini kita bisa belajar dari Rasulullah bagaimana
beliau mampu menjaga persahabatannya. Beberapa hadis dibawah ini bisa
menggambarkan bagaimana Rasulullah menjaga tali persahabatan yang
salah satunya dengan cara memberikan penghormatan setinggi-tingginya
kepada para sahabat beliau yang begitu indah dan tak mampu
digambarkan dalam kisah-kisah persahabatan lainnya:
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas mimbar lalu
beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah
antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu
yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di
sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata:
Kami bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu kami.
yang amat sangat menjaga persahabatan dan sangat mencintai para
sahabatnya adalah Muhammad saw. Dalam sejarahnya, kita bisa melihat
betapa cintanya Rasulullah kepada para sahabatnya dan begitu pula
sebaliknya. Dalam lembaran sejarah, selalu tercatat dalam tinta emas
satu persatu sahabat Rasulullah, dalam setiap hadis, selalu saja
menyertakan nama para sahabat nabi, hal ini justru menjadi sebuah
kehormatan tersendiri bagi para sahabat Nabi karena mereka dipercaya
oleh Nabi dan para pengikutnya sebagai periwayat hadis dan penentu
tingkat ke-shohih-an sebuah hadis.
Pada akhirnya wajar saja, bahwa para sahabat Nabi menjadi deretan
nama-nama yang sangat dikenal dalam sejarah Islam selain nama
Muhammad saw. Dari sini kita bisa belajar dari Rasulullah bagaimana
beliau mampu menjaga persahabatannya. Beberapa hadis dibawah ini bisa
menggambarkan bagaimana Rasulullah menjaga tali persahabatan yang
salah satunya dengan cara memberikan penghormatan setinggi-tingginya
kepada para sahabat beliau yang begitu indah dan tak mampu
digambarkan dalam kisah-kisah persahabatan lainnya:
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas mimbar lalu
beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah
antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu
yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di
sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata:
Kami bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu kami.
Abu Said Al- Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba yang telah diberikan
pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada
kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang
paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam
persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat
seorang khalil (kekasih), niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai
kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh
tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil pun kecuali
hal itu memang milik Abu Bakar. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba aku
bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang
wanita sedang berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya:
Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab.
Tiba-tiba saja aku teringat akan kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi
meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut Abu Hurairah ra. mengatakan:
Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua berada di
majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata: Demi
Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih
Muslim)
Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya
kedudukanmu terhadapku adalah seperti kedudukan Harun terhadap Musa,
hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan menyebut kedua orang
tuanya kepada seorang pun kecuali kepada Saad bin Malik karena pada
perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu ayah
dan ibuku, panahlah!. (Shahih Muslim)
Dan masih banyak lagi hadis-hadis lain, saya tidak perlu menyampaikan
semuanya
Yang ingin saya kemukakan disini adalah, bagaimana dengan kita
sebagai pengikut Muhammad saw? Rasulullah telah memberikan
ketauladanan yang luar biasa bagaimana ia menjaga persahabatan yang
begitu manis, tidak ada pengakhiran persahabatan dengan permusuhan,
yang ada justru kecintaan yang Abadi, sampai-sampai kecintaan
Rasulullah kepada sahabatnya digambarkan hingga di surga kelak, tidak
ada tangisan para sahabat selain tangisan kecintaan mereka kepada
Rasulullah saw. dan kitapun secara tidak sadar seringkali mendo'akan
para sahabat Rasulullah, apakah ini wujud dari kecintaan kita pula
terhadap para sahabat Nabi? Subhanallah…. .inilah kecintaan yang tidak
pernah ada habisnya hingga kiamat kelak.
Parsahabatan adalah tali pertemanan yang tidak hanya sekedar teman
biasa, ia adalah tempat untuk saling mengisi satu dengan yang lain,
tempat menumpahkan segala kegembiraan maupun keluh kesah kita, susah
senang dirasakan bersama, bagaikan satu jiwa yang tidak mampu
dipisahkan oleh sang waktu. Persahabatan, seringkali membuat kita
begitu bahagia dan juga mampu membuat kita menangis, bahagia melihat
keberhasilan dan keberuntungan sahabat kita, menangis sedih bila
sahabat kita ditimpa musibah apalagi berpisah untuk selama-lamanya.
Persahabatan, bukanlah dibangun atas dasar berlomba-lomba menjadi
yang terbaik dari sahabat kita, tapi yang ada adalah saling mengisi
kekurangan satu dengan yang lain. Inilah contoh Rasulullah dalam
menjalin tali persahabatan:
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya.
Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan
memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan
seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara
kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi
aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.
(Shahih Muslim)
Persahabatan, adalah warisan Rasulullah yang seharusnya mampu kita
jaga, sunnah yang telah Rasulullah ajarkan agar ini bisa menjadi
tradisi umat Islam. Bukan permusuhan dan peperangan yang Rasulullah
inginkan dari umatnya, tapi justru semangat kekeluargaan,
persahabatan dan kecintaan terhadap sesama yang menjadi jalan yang
harus diambil oleh umat Islam, inilah inti "kedamaian" yang terjadi
dalam masa-masa perjuangan Rasulullah saw. Rasulullah justru sangat
mengecam perilaku yang bertolak belakang dari persahabatan
sebagaimana dalam hadisnya
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci,
saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-
hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan
(tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian
berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah
saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing
(kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu
saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim)
Begitu indahnya ajaran ini bila kita mencoba mengamalkannya, betapa
tidak, Islam hadir dari tangan Rasul yang begitu menjauhi permusuhan,
kedengkian dan kedustaan, Islam hadir dari tangan Rasul yang sangat
menjaga sebuah persahabatan dan sangat memuliakan para sahabatnya,
kita sebagai pengikutnya sudah seharusnya menjaga tradisi Rasulullah
ini.
Ada sedikit kasus masa lalu tentang pertemanan yang ingin saya tulis
disini, ada beberapa orang manusia yang dipertemukan oleh takdir
Allah, pertemuan antar insan manusia yang begitu unik, pertemuan ini
menghasilkan sebuah pertemanan yang awalnya mereka anggap begitu
indah, satu dengan yang lain saling belajar dari kelebihan temannya
dan saling menutupi kekurangan temannya, dan begitu kompak dalam
setiap aktifitas keseharian. Melihat pertemanan yang kemudian menjadi
sebuah persahabatan membuat orang lain merasa iri dan merasa ingin
seperti mereka. Mereka melihat begitu indahnya persahabatan tersebut,
saat mereka yang bersahabat tersebut sama-sama susah dalam mencukupi
kebutuhan hariannya, mereka begitu kompak untuk bekerjasama agar
kebutuhan hariannya dapat tercukupi bersama-sama, tidak hanya itu,
sosok-sosok manusia yang bersahabat tersebut tidak terasa menjadi
sosok-sosok individu yang begitu menonjol diantara orang lain, masing-
masing dilihat oleh orang lain memiliki kelebihan yang berbeda-beda
dan mampu disatukan dalam sebuah persahabatan, lantas kemudian, orang
sekitarnya melihat kemenonjolan mereka adalah karena kekuatan mereka
membangun prestasi bersama, bukan prestasi individu mereka, nilai
persahabatan sangat tinggi disini. Begitu terbayang oleh saya dimasa
lalu tentang mereka, manusia-manusia yang bersahabat ini mampu
bereksplorasi bersama untuk membangun masa depan mereka, satu dengan
yang lain bersahutan untuk saling memberikan masukan yang sangat
berarti sehingga diantara mereka mampu membangun optimisme tentang
masa depan mereka…subhanallah.
Namun dalam perjalanan waktu, usia persahabatan itu terancam pupus,
orang lain melihat hal yang aneh dalam perilaku keseharian mereka
yang bertolak belakang dengan yang mereka lakukan dimasa lalu, bibit
permusuhan mulai ditemukan diantara mereka, ada apakah gerangan?
Siapakan yang memantik bibit permusuhan diantara mereka? Siapakah
yang perlu disalahkan? Semua orang mungkin memiliki pertanyaan
seperti itu dalam benaknya. Dalam diri ini, saya pribadi yang juga
merasa gelisah dengan keadaan tersebut hanya mampu menuliskan ini,
agar masing-masing, saya, mereka, dan semuanya bisa belajar kembali
dari persahabatan yang dibangun oleh Rasulullah.
Wallahu'alam bishshowab.
pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada
kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang
paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam
persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat
seorang khalil (kekasih), niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai
kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh
tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil pun kecuali
hal itu memang milik Abu Bakar. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba aku
bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang
wanita sedang berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya:
Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab.
Tiba-tiba saja aku teringat akan kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi
meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut Abu Hurairah ra. mengatakan:
Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua berada di
majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata: Demi
Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih
Muslim)
Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya
kedudukanmu terhadapku adalah seperti kedudukan Harun terhadap Musa,
hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan menyebut kedua orang
tuanya kepada seorang pun kecuali kepada Saad bin Malik karena pada
perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu ayah
dan ibuku, panahlah!. (Shahih Muslim)
Dan masih banyak lagi hadis-hadis lain, saya tidak perlu menyampaikan
semuanya
Yang ingin saya kemukakan disini adalah, bagaimana dengan kita
sebagai pengikut Muhammad saw? Rasulullah telah memberikan
ketauladanan yang luar biasa bagaimana ia menjaga persahabatan yang
begitu manis, tidak ada pengakhiran persahabatan dengan permusuhan,
yang ada justru kecintaan yang Abadi, sampai-sampai kecintaan
Rasulullah kepada sahabatnya digambarkan hingga di surga kelak, tidak
ada tangisan para sahabat selain tangisan kecintaan mereka kepada
Rasulullah saw. dan kitapun secara tidak sadar seringkali mendo'akan
para sahabat Rasulullah, apakah ini wujud dari kecintaan kita pula
terhadap para sahabat Nabi? Subhanallah…. .inilah kecintaan yang tidak
pernah ada habisnya hingga kiamat kelak.
Parsahabatan adalah tali pertemanan yang tidak hanya sekedar teman
biasa, ia adalah tempat untuk saling mengisi satu dengan yang lain,
tempat menumpahkan segala kegembiraan maupun keluh kesah kita, susah
senang dirasakan bersama, bagaikan satu jiwa yang tidak mampu
dipisahkan oleh sang waktu. Persahabatan, seringkali membuat kita
begitu bahagia dan juga mampu membuat kita menangis, bahagia melihat
keberhasilan dan keberuntungan sahabat kita, menangis sedih bila
sahabat kita ditimpa musibah apalagi berpisah untuk selama-lamanya.
Persahabatan, bukanlah dibangun atas dasar berlomba-lomba menjadi
yang terbaik dari sahabat kita, tapi yang ada adalah saling mengisi
kekurangan satu dengan yang lain. Inilah contoh Rasulullah dalam
menjalin tali persahabatan:
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya.
Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan
memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan
seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara
kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi
aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.
(Shahih Muslim)
Persahabatan, adalah warisan Rasulullah yang seharusnya mampu kita
jaga, sunnah yang telah Rasulullah ajarkan agar ini bisa menjadi
tradisi umat Islam. Bukan permusuhan dan peperangan yang Rasulullah
inginkan dari umatnya, tapi justru semangat kekeluargaan,
persahabatan dan kecintaan terhadap sesama yang menjadi jalan yang
harus diambil oleh umat Islam, inilah inti "kedamaian" yang terjadi
dalam masa-masa perjuangan Rasulullah saw. Rasulullah justru sangat
mengecam perilaku yang bertolak belakang dari persahabatan
sebagaimana dalam hadisnya
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci,
saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-
hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan
(tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian
berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah
saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing
(kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu
saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim)
Begitu indahnya ajaran ini bila kita mencoba mengamalkannya, betapa
tidak, Islam hadir dari tangan Rasul yang begitu menjauhi permusuhan,
kedengkian dan kedustaan, Islam hadir dari tangan Rasul yang sangat
menjaga sebuah persahabatan dan sangat memuliakan para sahabatnya,
kita sebagai pengikutnya sudah seharusnya menjaga tradisi Rasulullah
ini.
Ada sedikit kasus masa lalu tentang pertemanan yang ingin saya tulis
disini, ada beberapa orang manusia yang dipertemukan oleh takdir
Allah, pertemuan antar insan manusia yang begitu unik, pertemuan ini
menghasilkan sebuah pertemanan yang awalnya mereka anggap begitu
indah, satu dengan yang lain saling belajar dari kelebihan temannya
dan saling menutupi kekurangan temannya, dan begitu kompak dalam
setiap aktifitas keseharian. Melihat pertemanan yang kemudian menjadi
sebuah persahabatan membuat orang lain merasa iri dan merasa ingin
seperti mereka. Mereka melihat begitu indahnya persahabatan tersebut,
saat mereka yang bersahabat tersebut sama-sama susah dalam mencukupi
kebutuhan hariannya, mereka begitu kompak untuk bekerjasama agar
kebutuhan hariannya dapat tercukupi bersama-sama, tidak hanya itu,
sosok-sosok manusia yang bersahabat tersebut tidak terasa menjadi
sosok-sosok individu yang begitu menonjol diantara orang lain, masing-
masing dilihat oleh orang lain memiliki kelebihan yang berbeda-beda
dan mampu disatukan dalam sebuah persahabatan, lantas kemudian, orang
sekitarnya melihat kemenonjolan mereka adalah karena kekuatan mereka
membangun prestasi bersama, bukan prestasi individu mereka, nilai
persahabatan sangat tinggi disini. Begitu terbayang oleh saya dimasa
lalu tentang mereka, manusia-manusia yang bersahabat ini mampu
bereksplorasi bersama untuk membangun masa depan mereka, satu dengan
yang lain bersahutan untuk saling memberikan masukan yang sangat
berarti sehingga diantara mereka mampu membangun optimisme tentang
masa depan mereka…subhanallah.
Namun dalam perjalanan waktu, usia persahabatan itu terancam pupus,
orang lain melihat hal yang aneh dalam perilaku keseharian mereka
yang bertolak belakang dengan yang mereka lakukan dimasa lalu, bibit
permusuhan mulai ditemukan diantara mereka, ada apakah gerangan?
Siapakan yang memantik bibit permusuhan diantara mereka? Siapakah
yang perlu disalahkan? Semua orang mungkin memiliki pertanyaan
seperti itu dalam benaknya. Dalam diri ini, saya pribadi yang juga
merasa gelisah dengan keadaan tersebut hanya mampu menuliskan ini,
agar masing-masing, saya, mereka, dan semuanya bisa belajar kembali
dari persahabatan yang dibangun oleh Rasulullah.
Wallahu'alam bishshowab.
0 komentar:
Posting Komentar